The Philosophy of Existentialism: Individual Awareness in Indonesian Education
Filsafat Existentialisme: Kesadaran Individu dalam Pendidikan Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.52187/rdt.v2i3.84Keywords:
existentialism, education , awarenessAbstract
The philosophy of existentialism emerged driven by the uncertain world conditions due to world wars. So existentialism is present as a thought movement that emphasizes human subjectivity and freedom. This study has a purpose for reflection. Reflection means the process of understanding events in the mind or experience that is owned. This study uses descriptive qualitative research. This study utilizes a literature search. The literature search process begins with key phrases such as “existentialismâ€, “education†and “awarenessâ€. Man must exist, which means realizing that he exists to control himself and act on his behalf. The philosophy of existentialism talks about human existence, while talking about humans means questioning educational issues. Each person is unique, which is different from one another. Realizing this is important for students, parents, teachers, principals, board members, and all those involved in education. Education is expected to realize the "intensity of awareness" of students. So that they are aware of their responsibility to determine the life they will live themselves.
Â
Filsafat eksistensialisme muncul didorong oleh keadaan dunia yang tidak menentu akibat perang dunia. Sehingga eksistensialisme hadir sebagai gerakan pemikiran yang menonjolkan subjektifitas dan kebebasan manusia. Studi ini memiliki tujuan untuk refleksi. Refleksi berarti proses memahami peristiwa dalam pikiran atau pengalaman yang dimiliki. Studi ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Studi ini memanfaatkan pencarian literatur. Proses pencarian literatur dimulai frasa kunci seperti “eksistensialismeâ€, “pendidikan†dan “kesadaranâ€. Manusia harus eksis yang artinya menyadari bahwa dia ada untuk menguasai dirinya dan bertindak atas nama dirinya. Filsafat eksistensialisme berbicara tentang keberadaan manusia, sedangkan berbicara tentang manusia berarti mempersoalkan masalah pendidikan. Setiap pribadi adalah unik yakni berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Menyadari hal tersebut menjadi penting bagi seorang siswa, orangtua, guru, kepala sekolah, anggota dewan, dan semua yang terlibat didalam pendidikan. Pendidikan diharapkan dapat mewujudkan “intensitas kesadaran†siswa. Sehingga sadar akan tanggungjawabnya untuk menentukan kehidupan yang akan dijalaninya sendiri.
References
Agnieszka Rumianowska (2019): Existential perspectives on education, Educational Philosophy and Theory, DOI: 10.1080/00131857.2019.1633915
Dimitri Ginev. 2013. Social practices from the viewpoint of trans-subjective existentialism. European Journal of Social Theory 2014, Vol 17(1) 77–94
Gita A.E.B., Sri S., Hernofika L., 2017. Strategi Marketing Sosial Dalam Membentuk Kesadaran Mahasiswa Membuang Sampah Pada Tempatnya. Jurnal The Messenger, Volume 9, Nomor 2, Edisi Juli 2017.
Henri S. 2018. Pengaruh HOAX dan Ujaran Kebencian Sebuah Cyber Crime Dengan Teknologi Sederhana di Kehidupan Sosial Masyarakat. Kalbis scientia Jurnal Sains dan Teknologi Kalbiscentia, Volume 5 No. 2 Agustus 2018.
J. Glenn Gray. 1951. The Idea of Death in Existentialism. The Journal of Philosophy, Vol. 48, No. 5 (Mar. 1, 1951), pp. 113-127.
John E. Atwell. 1969. Existence Precedes Essence. Man and World 2, 4 (1969) 589-591.
John Lawler. 2005. The Essence of Leadership? Existentialism and Leadership. SAGE Publications. Vol 1(2): 215–231 DOI: 10.1177/1742715005051860
Ksenia Kirillova.2019. Existentialism and tourism: new research avenues. International Journal of Tourism Cities. VOL. 5 NO. 3 2019, pp. 429-442, Emerald Publishing Limited, ISSN 2056-5607.
Madeleine Clemence.1966. Existentialism: A Philosophy of Commitment. The American Journal of Nursing, Vol. 66, No. 3 (Mar., 1966), pp. 500-505.
Malik G.M & Akhter R. 2013. Existentialism and Classroom Practice. IOSR Journal of Humanities and Social Science (IOSR-JHSS) Volume 8, Issue 6 (Mar-Apr.2013), PP 87-91.
Muzairi. 2002. Eksistensialisme Jean Paul Sartre Sumur Tanpa Dasar Kebebasan Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Peter Senge.2012. Schools That Learn. London: Nicholas Brealey Publishing.
Suhartono, Suparlan. 2009. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Tambunan S.F. 2016. Kebebasan Individu Manusia Abad Dua Puluh: Filsafat Eksistensialisme Sartre. Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 18No. 2Tahun 2016.
Vincent Martin, O.P. 2001. Filsafat Eksistensialisme (Kierkegaard, Sartre, Camus). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.